CIMSIGHT 36: Testicular Cancer: Unmask the Disease

Menilik kembali pengalaman menjadi mahasiswa koas stase bedah urologi dua tahun lalu, teringat salah satu pasien laki-laki berusia 49 tahun yang datang ke Poli Urologi karena muncul benjolan di bagian buah zakarnya. Pasien tersebut mengaku benjolan dirasakan sejak tiga tahun lalu dengan ukuran sebesar kelereng yang makin lama semakin membesar secara progresif setahun terakhir. Pasien tidak merasakan gejala nyeri maupun gangguan berkemih dan buang air besar. Pasien juga mengaku berdasarkan cerita orang tuanya, saat lahir testis kiri tidak ada, namun tidak disadari oleh orang tua pasien hingga pasien sudah dewasa. Pasien juga mengaku sempat melakukan pengobatan alternatif namun tidak ada hasil dan cenderung lebih membesar. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian Dokter Spesialis Urologi yang berjaga poli menyarankan untuk melakukan beberapa pemeriksaan penunjang dan ternyata hasilnya mengarah pada diagnosis kanker testis.

Apakah kalian sudah pernah mendengar tentang kanker testis? Yuk, kita kupas tuntas mengenai kanker testis!

Sebelum membahas lebih jauh tentang kanker testis, ada baiknya kita membahas tentang testis terlebih dahulu. Seorang pria dikaruniai sebuah organ vital yang berperan sebagai alat reproduksi bernama testis. Di kehidupan sehari-hari, testis lebih dikenal sebagai buah zakar. Testis merupakan organ berbentuk seperti telur yang terletak di dalam skrotum yang berfungsi sebagai penghasil spermatozoa dan hormon seks pada pria. Normalnya seorang pria memiliki dua testis yang berada di bagian kanan dan kiri.

Nah, kanker testis merupakan suatu keganasan akibat pembelahan sel yang tidak terkontrol pada testis. Umumnya kanker testis diawali dengan adanya benjolan yang tidak nyeri dan membesar secara progresif. Sifat kanker testis yang ganas dapat menyebar ke organ lainnya, sehingga diperlukan penatalaksanaan yang tepat secara medis. Selain itu karena kanker ini menyerang organ penghasil sperma, kanker testis dapat berpengaruh terhadap kesuburan seorang pria.

Berdasarkan prevalensi, diperkirakan 1 dari 250 pria di Amerika Serikat menderita Kanker Testis setiap tahunnya dengan tingkat kesembuhan selama lima tahun yang baik yaitu sekitar 95% dari penderita kanker testis di Amerika Serikat. Penyakit ini sebagian besar terjadi pada pria muda dan paruh baya, namun sekitar 6% kasus terjadi pada anak-anak dan remaja, dan sekitar 8% terjadi pada pria berusia di atas 55 tahun.

Penyebab terjadinya kanker testis belum diketahui secara pasti, namun terdapat faktor-faktor risiko yang memiliki peranan penting terhadap terjadinya kanker testis. Adapun faktor-faktor risiko tersebut yaitu maldesensus testis, trauma pada testis, infeksi pada testis, atrofi pada testis, serta pengaruh hormon. Dikatakan bahwa 7- 10% pasien karsinoma testis, menderita kriptorkismus yaitu kondisi tidak turunnya testis pada saat bayi baik satu maupun kedua testis.

Gejala kanker testis paling sering ditandai dengan adanya benjolan ataupun pembengkakan di testis tanpa disertai rasa nyeri. Ukuran benjolannya pun bermacam-macam, bisa sebesar kacang atau lebih. Gejala dan tanda lain, seperti nyeri pinggang, kembung perut, sesak, atau batuk, dan ginekomastia yaitu kondisi kelainan kromosom kongenital menunjukkan adanya penyebaran kanker yang luas. Selain itu akibat sel-sel kanker yang menyebar ke tubuh, pasien juga akan mengalami penurunan berat badan yang drastis dalam waktu yang cukup singkat.

Jika pada kanker payudara terdapat SADARI atau periksa payudara sendiri, untuk mencegah kanker testis juga terdapat pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri di rumah. Pemeriksaan testis mandiri penting untuk mengetahui adanya perubahan pada testis seseorang. Dengan melakukan pemeriksaan testis mandiri sekali sebulan, seorang pria akan lebih mengenal ukuran dan bentuk testisnya sehingga ketika terdapat perubahan akan lebih mudah dikenali. Pemeriksaan ini dapat dilakukan setelah mandi menggunakan air hangat karena dapat membuat testis menjadi lebih rileks. Langkah pemeriksaannya diawali dengan berdiri di depan cermin, kemudian periksa apakah terdapat pembengkakan pada kulit skrotum. Selanjutnya raba kedua testis menggunakan ibu jari dan jari tengah dan amati konsistensi dan permukaannya, apakah kenyal, keras, ataupun berdungkul-dungkul. Selain itu juga bandingkan kanan dan kiri serta amati apakah terdapat perbedaan ukuran, bentuk, dan konsistensinya. Normalnya ketika melakukan pemeriksaan ini tidak akan ditemukan rasa nyeri. Selain itu jika posisi salah satu testis lebih rendah, jangan khawatir karena hal tersebut merupakan variasi anatomis antara pembuluh darah kanan dan kiri. Testis yang normal juga terdiri dari pembuluh darah, jaringan, dan saluran yang berfungsi membawa sperma. Sehingga kita harus bisa membedakan apakah benjolan tersebut normal atau tidak normal. Perlu diingat juga bahwa tidak semua benjolan pada buah zakar merupakan kanker testis, bisa jadi terdapat adanya penumpukan cairan, sperma, infeksi, maupun akibat terpeluntirnya testis, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut secara medis.

Penegakan diagnosis kanker testis dapat dimulai dari anamnesis yang terstruktur, pemeriksaan fisik yang komprehensif, serta pemeriksaan penunjang yang tepat. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu menggunakan penanda tumor pada kanker testis. Penanda tumor yang sering digunakan yaitu Alfa Feto Protein (AFP) yang dihasilkan oleh sel-sel kanker, serta Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang akan meningkat pada semua pasien dengan koriokarsinoma. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pencitraan menggunakan Ultrasonografi (USG) yang nantinya dapat membedakan lokasi lesi baik intra maupun ekstra testikuler serta konsistensi benjolan apakah padat atau kistik (berisi cairan). Pemeriksaan lain juga dapat menggunakan MRI untuk menentukan luas ekstensi kanker testis dan CT SCAN untuk melihat adanya penyebaran pada organ lainnya.

Ketika seorang pasien dicurigai mengalami tumor testis, maka akan dilakukan orkidektomi. Orkidektomi merupakan suatu prosedur pembedahan untuk mengangkat salah satu atau kedua testis. Pada kasus tumor testis, orkidektomi nantinya akan dilanjutkan dengan pemeriksaan patologi anatomi untuk melihat jenis kanker testis apakah termasuk jenis seminoma atau non seminoma, sehingga dapat pula ditentukan stadium kanker pada pasien.

Yuk bersama-sama cegah terjadinya kanker testis dimulai dari diri kamu dan orang terdekatmu, karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Stay healthy everyone!