Akses terhadap air bersih adalah hak bagi semua orang karena air bersih memegang peranan penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Setelah adanya pandemi COVID-19, cuci tangan menjadi salah satu hal yang sangat digencarkan untuk mencegah penularan penyakit. Namun, masih terdapat 2,2 miliar orang di seluruh dunia yang belum mendapatkan fasilitas cuci tangan dengan sabun. Menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2019, hanya 62,28% rumah tangga di Indonesia yang memiliki akses terhadap layanan sumber air minum layak dan berkelanjutan.
Pencemaran air menjadi salah satu penyebab rendahnya jumlah air bersih yang tersedia. Berbagai penyebab pencemaran air di antaranya adalah limbah rumah tangga seperti deterjen atau sabun, limbah pertanian seperti pestisida, tumpahan minyak, hingga bahan radioaktif. Salah satu limbah rumah tangga yang juga bisa mencemari air adalah limbah minyak jelantah yang dibuang sembarangan. Beberapa dampak air yang tercemar minyak adalah memicu risiko kanker, meningkatkan risiko diabetes gestasional, hingga meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil.
Sehubungan dengan perayaan Hari Bumi, SCORP CIMSA UNEJ telah mengadakan aktivitas PERSONAGE (Protecting the Environment and Managing Waste to One Health Together). Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi tentang kebersihan lingkungan dan upaya pengolahan limbah bagi member dan masyarakat.
Kegiatan PERSONAGE melibatkan beberapa intervensi, termasuk pelatihan pra-kegiatan tentang Perubahan Iklim pada tanggal 19 April 2024. Acara puncak dilaksanakan pada tanggal 21 April 2024 berupa penanaman pohon, seminar, dan workshop ecoenzyme di Desa Wirolegi dengan pemateri dari Sobung Sarka. Kegiatan ini juga mencakup kampanye media sosial melalui infografis, dan diakhiri dengan siaran radio bertajuk “Bumi Membutuhkan Kita atau Tidak” bersama RRI Pro 2 Jember.