CIMSight #45: Universal Health Coverage (UHC): Bagaimana Mencapainya?

Universal Health Coverage (UHC) merupakan sebuah sistem jaminan kesehatan yang memastikan semua orang mempunyai akses kepada layanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dibutuhkan, dengan mutu yang memadai sehingga efektif serta tidak menimbulkan kesulitan finansial bagi penggunanya. Hal ini penting untuk memastikan akses yang adil dan setara terhadap layanan kesehatan dasar yang merupakan hak asasi manusia. Beberapa negara, seperti Swedia, Norwegia, Jepang, Korea Selatan, dan Kanada telah berhasil mencapai UHC. 

Selanjutnya, pertanyaan yang timbul adalah bagaimana negara-negara tersebut berhasil mencapai UHC?

Elemen yang diperlukan dalam mencapai UHC meliputi:

  1. Akses universal
  2. Layanan kesehatan yang komprehensif
  3. Pembiayaan kesehatan yang adil 
  4. Sumber daya yang memadai 
  5. Kesehatan yang inklusif dan berkeadilan 

Negara-negara yang telah berhasil mencapai UHC memaksimalkan penerapan elemen-elemen tersebut. Mereka membuat kebijakan kesehatan yang komprehensif, menerapkan pembiayaan melalui pajak progresif dan asuransi sosial wajib, memastikan semua penduduk mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang terjangkau. Fokus pada pencegahan penyakit dan pengelolaan sistem kesehatan yang efisien dengan dukungan teknologi juga menjadi faktor penting. Dengan pendekatan ini, mereka berhasil menyediakan perawatan kesehatan tanpa membebani keuangan individu.

Model pembiayaan kesehatan untuk mendukung Universal Health Coverage (UHC) biasanya mengandalkan sistem pembiayaan yang adil dan berkelanjutan. Salah satu model yang banyak digunakan adalah pembiayaan berbasis pajak atau asuransi kesehatan sosial, di mana semua orang berkontribusi sesuai dengan kemampuan finansial mereka. Di negara dengan ekonomi lebih tinggi, sering digunakan sistem pajak progresif, yang artinya orang kaya membayar lebih banyak untuk mendukung layanan kesehatan yang disediakan untuk seluruh masyarakat. Dengan cara ini, masyarakat dapat mengakses layanan kesehatan tanpa harus khawatir dengan biaya yang memberatkan.

Model pembiayaan lain menggunakan sistem pembiayaan publik yang kuat, dimana sebagian besar dana kesehatan berasal dari pajak yang dikumpulkan dari masyarakat. Hal yang bisa kita pelajari dari mereka adalah pentingnya komitmen politik dalam memperkenalkan sistem kesehatan yang inklusif, serta pentingnya pemerataan akses ke layanan kesehatan di seluruh wilayah, termasuk daerah pedalaman. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya pencegahan penyakit dan program kesehatan yang bersifat preventif, yang mengurangi beban penyakit dan biaya kesehatan jangka panjang.

Lalu, bagaimana kondisi di negara kita?

Terdapat beberapa tantangan dalam penerapan UHC, terutama di negara berkembang, diantaranya pembiayaan yang terbatas, ketidaksetaraan akses ke layanan kesehatan, dan kekurangan tenaga kesehatan terlatih. Negara-negara dengan ekonomi rendah dan menengah sering kali menghadapi masalah dana yang tidak cukup untuk membangun dan mempertahankan sistem kesehatan yang dapat menjangkau semua orang. Selain itu, banyak daerah pedesaan dan terpencil kekurangan fasilitas kesehatan memadai, yang menyebabkan ketidaksetaraan dalam akses layanan. Kekurangan tenaga medis yang terlatih juga menjadi masalah besar, mengingat banyak negara berkembang belum dapat menyediakan cukup dokter dan perawat untuk melayani populasi yang besar. Selain itu, faktor politik dan ekonomi, seperti instabilitas atau perubahan kebijakan, juga dapat menghambat kemajuan dalam mencapai UHC.

Pada akhirnya, UHC bukan merupakan tanggung jawab satu pihak. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat memiliki peran penting yang saling melengkapi dalam mencapai UHC. Pemerintah bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan kesehatan yang inklusif, menyediakan anggaran yang memadai, serta memastikan layanan kesehatan tersedia secara merata. Sektor swasta juga dapat berperan dengan menyediakan inovasi, teknologi, serta berkolaborasi dalam penyediaan layanan kesehatan. Masyarakat memiliki peran untuk berpartisipasi dalam program pencegahan, menjaga pola hidup sehat, dan mendukung kebijakan kesehatan yang dikeluarkan pemerintah, sehingga tercipta ekosistem yang mendukung UHC.